Selasa, 20 September 2011

Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa

PRAKTIKUM KE I
TITRASI ASAM BASA
Laporan ini disusun untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Kimia Analitik II



Disusun oleh : Devi Windiarti
Nim : 31110014








PRODI FARMASI
STIKES BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2011
TITRASI ASAM BASA
A.   Tujuan
Menetapkan kadar suatu sampel asam dengan menitrasinya dengan larutan baku basa (alkalimetri )atau sampel basa dengan larutan baku asam (asidimetri )
B.   Dasar Teori
Salahsatu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam atau basa berdasarkan reaksi asam-basa.
Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan laruta basa yang sudah diketahui kadarnya,dan sebaiknya kadar suatu larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.
Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan suatu indicator. Indicator untuk suatu titrasi dipilih sedemikian sehingga pH pada titik ekivalen berada dalam rentang pH indikatornya.

Contoh –contoh indicator 
Indicator
Pelarut
Warna asam
Warna basa
Daerah pH
Tymol blue
Air
Merah
Kuning
1,3-3,0
Metyl kuning
Etanol 90%
Merah
Kuning
2,9-4,0
Metyl jingga
Etanol 90%
Merah
Kuning jingga
3,1-4,4
Brom fenol blue
Air
Kuning
Merah jambu
3,0-4,6
Brom Cressol Green
Air
Kuning
Biru
4,8-5,4
Metil Red
Air
Merah
Kuning
4,2-6,2
Brom Tymol Blue
Air
Kuning
Biru
6,0-7,6
Fenol red
Air
Kuning
Merah
6,4-8,0
Fenolftalein
Etanol 90%
Tak berwarna
Merah ungu
8,0-10,10
Tirolftalein
Etanol 90%
Tak berwarna
Biru
8,3-10,5




C.   Alat dan Bahan
a.     Alat                                                  
Botol bertutup
Gelas arloji
Buret
Gelas kimia
Erlenmeyer
Gelas ukur
Corong
Botol semprot

b.     Bahan
Aquadest
NaOH
Hcl
Asam Oksalat
Indicator
D.   Prosedur
Pembuatan Pereaksi
¨     Larutan baku sekunder
Pembuatan baku sekunder HCl 0.1 N




       1 laquadest lalu dinginkan








Pembuatan baku sekunder NaOH 0,1 N




              4 g NaOH + 1 l aquadest







¨     Larutan baku primer

Pembuatan larutan baku primer asam oksalat




0,63 as.oksalat + air suling. Kocok !!



Pembakuan / standarisasi
Pembakuan larutan NaOH dengan larutan asam oksalat

50 ml aquadest + asam oksalat + 2 tetes penolftalein











           Titrasi dg NaOH 0,1 N





Pembakuan HCl 0,1 N dengan Na2CO3

                         0,2 g boraks + 50 ml aquadest + 2 tetes indicator .



Titrasi dengan HCl..




E.   Data Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Pembakuan NaOH
Mg asam oksalat
Volume NaOH
60 mg
0-9,9 ml
65 mg
9,9-20,1 ml
70 mg
20,1-30,6 ml
Rata-rata
0,6363 N

Kadar NaOH : V asam oksalat x N asam oksalat
        V NaOH (titrasi)
                                 : 60 mg x 0,1 / 9,9 ml = 0,6060 N
                                 : 65 mg x 0,1 / 10,2 ml = 0,6372 N
                                 : 70 mg x 0,1 / 10,5 ml = 0,6666 N
Penentuan kadar HCl
Volume HCl
Volume NaOH
10 ml
2-2,2
10 ml
22-2,4
10 ml
2,4-2,5
Rata-rata
0,0015 N

Kadar HCl : V titrasi x N NaOH /  V sampel
 :  0,2 x 0,6363 / 10 ml = 0,0127 N
: 0,2 x 0,6366 / 10 ml = 0,0127 N
: 0,1 x 0,6363 / 10 ml = 0,0063 N




F.    Pembahasan
Standarisasi NaOH dengan asam oksalat
Reaksi yang terjadi antara asam oksalat dengan NaOH adalah sebagai berikut :
2NaOH + H2C2O4                 Na2C2O4 + 2H2
Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indicator yang digunakan adalah penolftalein atau PP 1 % ,pada saat indicator ditambahkan warna larutan tetap bening,setelah dititrasi dengan NaOH sebanyak 9,9 ml larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda. Perubahan warna pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer electron. Berbagai indicator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda,sehingga menunjukan warna pada range pH yang berbeda. Indicator penolftalein adalah indicator yang dibuat dengan kondensasi anhidrida fthalein dengan fenol.  Jika indicator ini digunakan,maka akan menunjukan pH yang berkisar antara 8,2 – 10,0 atau berlangsung antara basa kuat dengan asam kuat.
Dari hasil praktikum,di dapatkan normalitas NaOH melalui perhitunga sebagai berikut :
 Kadar NaOH : V asam oksalat x N asam oksalat
        V NaOH (titrasi)
                                 : 60 mg x 0,1 / 9,9 ml = 0,6060 N
                                 : 65 mg x 0,1 / 10,2 ml = 0,6372 N
                                 : 70 mg x 0,1 / 10,5 ml = 0,6666 N
Rata-rata = 0,6060 + 0,6372 + 0,6666 / 3 = 0,6366 N

Jadi kadar NaOH pada proses titrasi yan dilakukan adalah sebanyak 0,6366 N .
Terjadinya kesalahan dalam melakukan praktikum ini disebabkan oleh beberapa factor,diantaranya:
¨     Kesalahan pada saat penimbangan asam oksalat
¨     Kesalaha pada saat memasukan asam oksalat pada labu ukur
Dan kesalahan kecil lainnya termasuk pembersihan pada bagian muka bagian atas buret yang tidak di lap oleh tisu .
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan atau netralisasi. Titrasi yang dilakukan kali ini adalah jenis titrasi asam kuat basa kuat yaitu antara NaOH dengan HCl .
Adapun reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaOH + HCl               NaCl + H2O
Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan basa yaitu NaOH melalui buret,ke dalam larutan asam yang berada pada Erlenmeyer dengan volume tertentu. Pada volume 0,2 ml terjadi perubahan warna pada Erlenmeyer seperti gambar di bawah ini .
Gambar perubahan warna pada titasi menggunakan indicator pp.

ada dua cara untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi,
1.     Memakai pH meter untuk memonitor pH selama titrasi dilakukan. Kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut dinamakan titik ekivalen. Cara ini jarang dilakukan karena harus menggunakan sarana yang mendukung.
2.     Memakai indicator asam basa, indicator ditambahkan 2 hingga 3 tetes pada titran sebelum proses  titrasi dilaukan.indikatorini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi. Pada saat inilah titrasi dihentikan.

Perubahan warna diarapkan tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Agar mendapatkan hasil titrasi yang maksimal. Warna yang cocok adalah warna yang berada di tengah-tangah. Tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

indcolors





G.  Kesimpulan


Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan laruta basa yang sudah diketahui kadarnya,dan sebaiknya kadar suatu larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.

          Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indicator yang digunakan adalah penolftalein atau PP 1 %.


















DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo Unggul,2006,Kimia untuk kelas XII SMA/MA,Jakarta,phibeta

0 komentar:

Posting Komentar

 
BERANDA Devi Blogger Template by Ipietoon Blogger Template